Pada awal tahun 2025, Sambu Group dengan sangat terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah tenaga kerja akibat kelangkaan kelapa yang telah berbulan lamanya. Baik PT Pulau Sambu di Guntung dan PT RSUP di Pulau Burung sebagai bagian Sambu Group, dengan sangat terpaksa melakukan efisiensi penggunaan tenaga kerja, karena produksi di bawah kapasitas (running capacity).
Dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi lokal dan kelangsungan industri kelapa di wilayah Indragiri Hilir dan sekitarnya, Sambu Group menegaskan komitmennya untuk tetap beroperasi di tengah ketidakpastian pasokan kelapa.
Keputusan ini diambil sebagai langkah strategis guna mencegah ancaman kondisi ekonomi lokal yang bisa semakin memburuk dan seluruh rantai pasok yang bergantung pada industri kelapa.
A. Ginting selaku Humas dari Sambu Group, menyatakan bahwa perusahaan terus berupaya mencari solusi terbaik agar pasokan kelapa tetap terjaga meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. “Kami memahami pentingnya keberlangsungan industri bagi ekonomi lokal dan Indragiri hilir pada umumnya. Oleh karena itu, Sambu Group berkomitmen untuk terus menyerap hasil panen kelapa dari para petani lokal dan upaya membeli dari berbagai sumber lainnya. Sehingga berapapun banyaknya, pasokan kelapa tetap ada, dan pabrik bisa tetap berproduksi,” ujarnya.
Namun Sambu Group menyadari bahwa pasokan kelapa masih belum bisa stabil dalam beberapa bulan ke depan. “Hal ini karena perubahan cuaca dan kondisi global yang masih tidak menentu. Kelangkaan kelapa bisa saja berlanjut karena dampak kemarau panjang sebelumnya. Sehingga meskipun ada peningkatan pengiriman kelapa saat ini, belum bisa diprediksi dalam beberapa bulan ke depan akan sama. Pasokan kelapa ke pabrik masih menghadapi ketidakpastian,”sambung Ginting.
Komentar